1. Teori
Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang
saling berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis
mengenai fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan
menentukan hubungan antar variabel, dengan maksud menjelaskan fenomena
alamiah. Labovitz dan Hagedorn mendefinisikan teori sebagai ide pemikiran
“pemikiran teoritis” yang mereka definisikan sebagai “menentukan” bagaimana
dan mengapa variable-variabel dan pernyataan hubungan dapat saling
berhubungan (http://id.wikipedia.org/wiki/Teori, diakses tanggal 14 Maret
2015.
Shcunk, Dale H, Paul R.Pintrich & Judith L. Meece (2012, 8) memberikan
definisi teori sebagai seperangkat prinsip yang dapat diterima secara ilmiah,
yang dikembangkan untuk menjelaskan sebuah fenomena.
Teori menurut Kerlinger (1993: 9) dalam Waluyo (2008) menyatakan “A
theory is a set of interrelated constructs (concepts), definitions, and propositions that
present a systematic view of phenomena by specifying relations among variables, with
the purpose of explaning and predicting the phenomena.” Sebuah teori adalah
seperangkat konstruksi yang saling terkait (konsep), definisi, dan proposisi yang
menyajikan pandangan sistematis fenomena dengan menentukan hubungan antar
variabel, dengan tujuan explaning dan memprediksi fenomena. (Waluyo, Djoko A.
2008. “Hubungan Teori dan Fakta”. Tersedia pada http://filsafatilmu.
blogspot.com/2008/01/ hubungan-teori-fakta.html, diakses pada 14 Maret
2015).
Kesimpulan
Berdasarkan pada beberapa pengertian teori tersebut, dapat disimpulkan
bahwa teori merupakan serangkaian bagian-bagian atau variabel yang berkaitan
untuk menjelaskan maupun memprediksikan sebuah fenomena, karena teori
dapat menjelaskan fenomena dengan cara menspesifikasi variable satu
berhubungan dengan variable yang lain.
Contoh penerapan Teori
Rahmat (2011: 21) memberikan contoh penerapan teori pada teori ilmiah.
Menurutnya, teori ilmiah adalah seperangkat konsep (konstruk), definisi atau
poposisi yang menggambarkan sebuah pandangan yang sistematis atas
fenomena dengan cara memberi spesifikasi hubungan antar variabel yang
tujuan akhirnya memprediksi sebuah fenomena tersebut.
2. Model
Model adalah suatu pegangan praktis dalam pengelolaan pengajaran di
dalam kelas. Model tersebut mencakup semua komponen pokok yang harus
dipertimbangkan dan diatur oleh tenaga pengajar.
Dalam BKKI, model adalah (1) pola (contoh, acuan, ragam, dsb) dr sesuatu
yg akan dibuat atau dihasilkan; 2 orang yg dipakai sbg contoh untuk dilukis
(difoto); 3 orang yg (pekerjaannya) memperagakan contoh pakaian yg akan
dipasarkank; (4) barang tiruan yg kecil dng bentuk (rupa) persis spt yg ditiru
(http://kbbi.web.id/model, diakses tanggal 14 Maret 2015).
Kesimpulan
Berdarsarkan definisi tersebut, model merupakan acuan atau rambu-rambu
dalam melaksanakan suatu aktivitas dalam rangka mencapai tujuan.
Contoh
Contoh model adalah Model didaktis yang dikembangkan oleh Glaser (Winkel,
WS, 2004: 50) seperti berikut :
(1) (2) (3) (4)
Feedback (5)
Instructiona
l Objectives
Entering
behavior
Instructional
Prosedure
Perfomance
Assesment
3. Paradigma
George Ritzer memberikan penjelasan paradigma sebagai pandangan
yang mendasar dari ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang
semestinya dipelajari oleh suatu cabang disiplin ilmu pengetahuan. Jadi sesuatu
ilmu yang menjadi pokok persoalan, suatu cabang ilmu menurut versi ilmuwan
tertentu. Paradigma membantu merumuskan tentang apa yang harus dipelajari,
persoalan-persoalan apa yang mesti dijawab, bagaimana seharusnya
menjawabnya, serta aturan-aturan apa yang harus diikuti dalam
menginterpretasikan informasi yang dikumpulkan dalam rangka menjawab
persoalan-persoalan tersebut.
Istilah paradigma (paradigm) sebagai konsep, pertama-tama dikenalkan
oleh Thomas Kuhn dalam bukunya The Structure of Scientific Revolution.
Paradigma merupakan terminologi kunci dalam model perkembangan ilmu
pengetahuan yang diperkenalkan Thomas Kuhn. Selanjutnya, istilah tersebut
dipopulerkan oleh Robert Friedrichs. Dia adalah orang pertama yang
merumuskan pengertian paradigma secara lebih jelas. Dia merumuskan
paradigma sebagai suatu pandangan mendasar dan suatu disiplin ilmu tentang
apa yang menjadi pokok persoalan (subject matter) yang semestinya dipelajari (a
fundamental image a dicipline has of its subject matter)
Denzin & Lincoln (1994:105) mendefinisikan paradigma sebagai: “Basic
belief system or worldview that guides the investigator, not only in choices of method but
in ontologically and epistomologically fundamental ways.” Pengertian tersebut
mengandung makna bahwa paradigma adalah sistem keyakinan dasar atau cara
memandang dunia yang membimbing peneliti tidak hanya dalam memilih
metoda tetapi juga cara-cara fundamental yang bersifat ontologis dan
epistomologis. Secara singkat, Denzin & Lincoln (1994:107) mendefinisikan
“Paradigm as Basic Belief Systems Based on Ontological, Epistomological, and
Methodological Assumptions.” Paradigma merupakan sistem keyakinan dasar
berdasarkan asumsi ontologis, epistomologis, dan metodologi
(http://www.pengertianahli.com/2014/03/ pengertian-paradigma-apa-ituparadigma,
diakses 14 Maret 2015).
Kesimpulan :
Paradigma merupakan keyakinan dasar yang digunakan untuk menentukan caracara
secara fundamental guna mengembangkan suatu ilmu pengetahuan.
Contoh penggunaan paradigma
Paradikma baru dalam pembelajaran bahwa peserta didik belajar
membangun interpretasi diri terhadap dunia nyara melalui pengalamanpengalaman
baru dan interaksi sosial (Yamin, 2011: 1).
4. Postulat
Kata postulat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah postulat
asumsi yg menjadi pangkal dalil yg dianggap benar tanpa perlu
membuktikannya; anggapan dasar; aksioma (http://kbbi.web.id/postulat,
diakses tanggal 14 Maret 2015).
Dalam bahasa Inggris kata postulat adalah postulate. Dari Latin
postulatum, dari postulare yang artinya meminta atau menuntut. Istilah ini
biasanya digunakan untuk menunjukkan proposisi-proposisi yang merupakan
titik tolak pencarian yang bukan definisi, atau praandaian sementara, tidak juga
sedemikian pasti sehingga mereka dapat diangkat sebagai aksioma. Proposisiproposisi
itu ditentukan sebagai benar, dan digunakan tanpa pembuktian. Jadi,
postulat salah satu dari kelompok istilah-istilah yang saling berkaitan, termasuk
“definisi”, “asumsi”, “hipotesis”, dan “aksioma”. Penjelasan postulat dapat
dirinci lebih lanjut seperti berikut:
1. Pernyataan yang dibutuhkan sebagai suatu asumsi dan/atau yang ditegaskan,
tanpa bukti dan/atau sebagai jelas-sendiri, biasanya dalam konteks sistem
logika atau matematika formal.
2. Pernyataan yang diterima sebagai benar tanpa sendiri memiliki bukti logis
bagi kebenarannya dan yang digunakan untuk menurunkan pernyataanpernyataan
lain yang membentuk sistem analisis logis atau logiko empiris
yang koheren.
3. Asumsi, perkiraan, atau hipotesis yang diakui atau ditetapkan sedemikian
rupa sehingga suatu studi bisa dilaksanakan secara sistematis.
4. Prinsip atau pernyataan dalam sebuah teori ilmiah. Pernyataan ini diambil
sebagai pernyataan awal, tak dapat dibuktikan dalam kerangka teori
bersangkutan. (http://arti-definisi-pengertian.info/pengertian-arti-postulat/,
diakses tanggal 15 Maret 2015).
Postulat adalah pernyataan yang dibuat untuk mendukung sebuah teori
tanpa dapat dibuktikan kebenarannya. Contohnya adalah postulat Einstein
dalam relativitas khusus tentang kecepatan cahaya. Seperti telah dijelaskan
bahwa postulat atau patokan pikir itu adalah “suatu keterangan yang benar”,
yang kebenarannya itu dapat diterima tanpa harus diuji atau dibuktikan lebih
lanjut, digunakan untuk menurunkan keterangan lain sebagai landasan awal
untuk menarik suatu kesimpulan. (http://zuhairistain.blogspot.com
/2012/04/sepuluh-hukum-fifth-discipline-menurut.html, diakses 14 Maret
2015).
Kesimpulan
Berdasarkan pada uraian diatas, selanjutnya dapat disimpulkan bahwa postulat
merupakan pernyataan yang diterima kebenarannya atas suatu sistem.
Contoh
Contoh postulat yang terkenal di matematika adalah postulat kesejajaran (sekarang
sudah menjadi teorema), yaitu:
Jika ada sebuah garis dan sebuah titik diluar garis, maka paling sedikit terdapat satu
garis yang paralel terhadap garis tersebut yang melalui titik tersebut.
Contoh gambar postulat kesejaran
5. Asumsi
Kata Asumsi dapat dijelaskan sebagai: (1) dugaan yg diterima sbg dasar; dan
(2) landasan berpikir karena dianggap benar. (http://kbbi.web.id/asumsi, diakses
14 Maret 2015).
Dalam KBBI (2005, 101), asumsi berarti anggapan; dugaan; pikiran;
mengasumsikan v menduga; memperkirakan; memperhitungkan; meramalkan.
Asumsi adalah beberapa pernyataan sebagai bagian mendasar dari alasan.
Asumsi adalah anggapan; dugaan; pikiran yang dianggap benar untuk
sementara, sebelum ada kepastian.
Kesimpulan
Asumsi adalah dugaan sementara benar untuk digunakan sebagai
landasaran berfikir / membuat kerangka fikir.
Contoh pemakaian asumsi
Contoh penerapan Asumsi : ketika kita kuliah, kita berasumsi bahwa memiliki
gelar nanti akan membuat kita lebih mudah mendapatkan kerja (tapi belum
tentu juga kan). (http://zuhairistain. blogspot.com/2012/04/sepuluh-hukumfifth-
discipline-menurut.html, diakses 14 Maret 2015).
6. Hukum
Kata hukum menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti : 1 peraturan atau
adat yg secara resmi dianggap mengikat, yg dikukuhkan oleh penguasa atau
pemerintah; 2. undang-undang, peraturan, dsb untuk mengatur pergaulan hidup
masyarakat; 3 patokan (kaidah, ketentuan) mengenai peristiwa (alam dsb) yg tertentu; 4
keputusan (pertimbangan) yg ditetapkan oleh hakim (dl pengadilan); vonis
(http://kbbi.web.id/hukum, diakses tanggal 14 Maret 2015).
Pengertian hukum menurut E. Utrech, ahli hukum adalah himpunan
petunjuk hidup (perintah atau larangan) yang mengatur tata tertib dalam suatu
masyarakat yang seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat dan jika dilanggar
dapat menimbulkan tindakan dari pihak pemerintah dari masyarakat itu
(http://www.academia.edu/9277092/Pengertian_dan_Makna_Hukum_Menur
ut_Para_Ahli, diakses tanggal 14 Maret 2015).
Kesimpulan
Hukum merupakan peraturan yang ditetapkan oleh penguasa negara yang sifat
pelaksanannya mengikat kepada semua warga negara.
Contoh
Hukum privat adalah peraturan hukum yang mengatur ketentuan mengenai
hubungan antara perorangan dalam masyarakat atau dengan kata lain hukum
privat mengatur hubungan antara seorang warga masyarakat dengan warga
masyarakat yang lainnya. Sedangkan Hukum publik adalah peraturan hukum
yang mengatur ketentuan mengenai kepentingan yang umum atau kepentingan
masyarakat (http://statushukum.com/contoh-hukum.html, diakses tanggal 14
Maret 2015).
7. Proposisi
Kata proposisi dapat diartikan sebagai : (1) rancangan usulan; (2) Ling
ungkapan yg dapat dipercaya, disangsikan, disangkal, atau dibuktikan benartidaknya
(http://kbbi.web.id/proposisi, diakses tanggal 14 Maret 2015).
Proposisi adalah istilah yang digunakan untuk kalimat pernyataan yang
memiliki arti penuh dan utuh. Hal ini berarti suatu kalimat harus dapat
dipercaya, disangsikan, disangkal, atau dibuktikan benar tidaknya. Singkatnya,
proposisi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang dapat dinilai benar atau
salah. Dalam ilmu logika, proposisi mempunyai tiga unsur yakni: (1) Subyek,
perkara yang disebutkan adalah terdiri dari orang, benda, tempat, atau perkara,
(2) Predikat adalah perkara yang dinyatakan dalam subjek dan (3) Kopula
adalah kata yang menghubungkan subjek dan predikat
(http://id.wikipedia.org/wiki/Proposisi, diakases tanggal 14 Maret 2015).
Kesimpulan
Proposisi merupakan rancangan usulan yang dapat dipercaya tetapi juga masih
dapat diuji kebenarannya.
Contoh
kalimat Semua manusia adalah fana. Kata semua dalam kalimat tersebut
dinamakan dengan pembilang. Kemudian kata manusia berkedudukan sebagai
subyek, sedang adalah merupakan kopula. Adapun predikat di sini diwakili
oleh kata fana.
8. Dalil
Dalil merupakan keterangan yg dijadikan bukti atau alasan suatu
kebenaran (terutama berdasarkan ayat Alquran); 2 patokan dalam matematika
dsb: salah satu -- segitiga sama sisi adalah bahwa ketiga sudutnya sama besar; 3
pendapat yg dikemukakan dan dipertahankan sbg suatu kebenaran: ia tidak
dapat mempertahankan -- nya yg dikemukakan pd rapat itu; 4 tanda;
penunjukan (http://kbbi.web.id/dalil, diakses tanggal 14 Maret 2015).
Dalil ialah keterangan, atau bukti, atau sesuatu yang menunjukan
kebenaran sesuatu yang lain (http://visiuniversal.blogspot.com/2014/09/
pengertian-dan-definisi-dalil-dalam.html, diakses tanggal 14 Maret 2015).
Kesimpulan
Dalil merupakan keterangan yang dapat dijadikan bukti untuk suatu kebenaran.
Contoh
Dalil bagi wujud (keberadaan) Allah dengan segala sifat-Nya, maka hal itu
cukup dengan menggunakan dalil ijmali. Yakni dengan melihat bumi dan langit
berikut segala isinya, maka hal itu merupakan dalil (bukti) bagi keberadaan
Allah SWT.
Allah SWT. berfirman :
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang, terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal". Q.S. Ali Imran: 190.
9. Prinsip
Kata prinsip berasal dari bahasa latin yang berarti dasar (pendirian,
tindakan) atau sesuatu yang dipegang sebagai panutan yang utama (Badudu &
Zain, 2001: 1089). Kata prinsip berasal dari bahasa Inggris yaitu principle yang
berarti asa atau dasar (Echols, Jm & Shadily. H, 1990). Menurut Djalinus (1993)
kata prinsip mempunyai maksud sesuatu yang menjadi dasar dari pokok
berpikir, berpijak, bertindak dan sebagainya. Menurut Dardiri , A. (1996) kata
prinsip (prinsip dasar) yaitu pernyataan kebenaran universal yang
kebenarannya sudah terbukti dengan sendirinya, artinya kebenaran universal
yang tidak membutuhkan lagi hal-hal lain untuk membuktikan kebenarannya
(Riyanto, 2012: 61)
Prinsip adalah pegangan hidup yang diyakini mampu seseorang mampu
membantu dirinya mencapai tujuan hidup yang dia inginkan atau programkan.
Prinsip akan hancur jika ada unsur-unsur luar yang tidak sehaluan dengan
tujuannya ikut dicampur adukkan, selalunya unsur tersebut berwujud emosi.
Contohnya, seseorang memiliki prinsip menegakkan keadilan walau apapun
yang dihadapi, tapi dalam prosesnya, di 'cemari' dengan rasa iba dan kata maaf
sehingga hilanglah keadilan, terhentilah prinsip mencari keadilan
(http://zuhairistain.blogspot.com/2012/04/sepuluh-hukum-fifth-disciplinemenurut.
html, diakses tanggal 14 Maret 2015).
Kesimpulan
Dalil merupakan sesuatu yang dijadikan pedoman untuk menjalankan suatu
kegiatan dalam mencapai tujuan.
Contoh
Penerapan prinsip dalam belajar. Pengertian belajar menurut Wingkel (1987)
dalam Riyanto (2012: 61) adalah suatu aktivitas mental dan psikis yang
berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan
perubahan-perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat adanya interaksi
antara individu dengan individu dengan lingkungan. Sehingga prinsip belajar
dapat dapat diartikan sebagai konsep-konsep ataupun asas (kaidah dasar) yang
harus diterapkan di dalam proses belajar mengajar ini mengandung maksud
bahwa pendidik akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik apabila Anda
dapat menerapkan cara mengajar sesuai dengan prinsip-prinsi belajar (Riyanto,
2012: 61). Contoh prinsip belajar menurut Gestalt (dalam Riyanto, 2012: 64-65)
sbb :
1. Belajar berdasarkan keseluruhan
2. Belajar adalah suatu proses perkembangan
3. Siswa sebagai organisme keseluruhan
4. Terjadi transfer kemampuan
5. Belajar adalah reorgnisasi pengalaman
6. Belajar harus dengan insight
7. Belajar lebih berhasil bila berhubungan dengan minat, keinginan dan tujuan
siswa.
8. Hal ini terjadi bila banyak berhubungan dengan apa yang diperlukan siswa
dalam kehidupan sehari-hari.
9. Belajar berlangsung terus menerus.
10. Konsep
Kata konsep dalam bahasa Indonesia dapat berarti ; (1) rancangan atau
buram surat dsb; (2) ide atau pengertian yg diabstrakkan dr peristiwa konkret;
(3 ) gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yg ada di luar bahasa, yg
digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (http://kbbi.web.id/
konsep, diakses tanggal 14 Maret 2015).
Konsep merupakan apa yang kita pikirkan berdasarkan pengalaman
(Novak dan Brodbeck dalam Mudyahardjo, 2002: 9).
Menurut Winkel (1991) dalam Riyanto (2012: 54) konsep adalah satuan
arti yang mewakili sejumlah objek-objek yang memiliki ciri-ciri yang sama.
Konsep adalah ide-ide, penggambaran hal-hal atau benda-benda ataupun
gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo dkk., 1985: 46).
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 588), konsep adalah
gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, yang
digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain. Woodruf
mendefinisikan konsep sebagai adalah suatu gagasan/ide yang relatif sempurna
dan bermakna, suatu pengertian tentang suatu objek, produk subjektif yang
berasal dari cara seseorang membuat pengertian terhadap objek-objek atau
benda-benda melalui pengalamannya (setelah melakukan persepsi terhadap
objek/benda). Pada tingkat konkrit, konsep merupakan suatu gambaran mental
dari beberapa objek atau kejadian yang sesungguhnya. Pada tingkat abstrak dan
komplek, konsep merupakan sintesis sejumlah kesimpulan yang telah ditarik
dari pengalaman dengan objek atau kejadian tertentu
(http://zuhairistain.blogspot.com/2012/04/ sepuluh-hukum-fifth-disciplinemenurut.
html, diakses tanggal 14 Maret 2015).
Kesimpulan
Berdasarkan pada pengertian dan pendapat diseperti diatas, dapat disimpulkan
bahwa konsep adalah rancangan yang dibuat berdasarkan pengetahuan si
pembuatnya untuk dijadikan media dalam memahami sesuatu hal.
Contoh
Contoh konsep untuk pekerjaan seperti pembuatan draff surat undangan suatu
kegiatan. Draff surat ini biasanya disiapkan oleh seorang sekretaris, sebelum
memasuki tahap print out, konsep surat bisanya diverifikasi terlebih dahulu
oleh staff / bagian yang berwewenang di kantor yang bersangkutan.
Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Teori, diakses tanggal 14 Maret 2015.
http://www.pengertianahli.com/2014/03/ pengertian-paradigma-apa-ituparadigma.
html, diakses 14 Maret 2015
http://arti-definisi-pengertian.info/pengertian-arti-postulat/, diakses
tanggal 15 Maret 2015
http://arti-definisi-pengertian.info/pengertian-arti-postulat/, diakses
tanggal 15 Maret 2015
http://kbbi.web.id/model, diakses tanggal 14 Maret 2015
http://kbbi.web.id/postulat, diakses tanggal 14 Maret 2015
http://kbbi.web.id/dalil, diakses tanggal 14 Maret 2015
http://zuhairistain.blogspot.com/2012/04/sepuluh-hukum-fifth-disciplinemenurut.
html, diakses 14 Maret 2015
http://kbbi.web.id/hukum, diakses tanggal 14 Maret 2015
http://kbbi.web.id/proposisi, diakses tanggal 14 Maret 2015
http://www.academia.edu/9277092/Pengertian_dan_Makna_Hukum_Menu
rut_Para_Ahli, diakses tanggal 14 Maret 2015
http://statushukum.com/contoh-hukum.html, diakses tanggal 14 Maret 2015
http://visiuniversal.blogspot.com/2014/09/ pengertian-dan-definisi-dalildalam.
html, diakses tanggal 14 Maret 2015
Mudyahardjo, Redja. 2002. Filsafat Ilmu Pendidikan. Bandung; PT. Remaja
Rosdakarya
Rahmar, Aceng. 2011. Filsafat Ilmu Lanjutan. Jakarta; Prenata Media Group
Riyanto, Yatim. 2012. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta; Kencana
Prenada Media Group
Shcunk, Dale H, Paul R.Pintrich dan Judith L. Meece.2012. Motivasi dalam
pendidikan, Teori, Penelitian dan Aplikasi. New Jersey; Pearson
Education, Inc
Winkel, WS. 2007. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta; Media Abadi
Waluyo, Djoko A. 2008. “Hubungan Teori dan Fakta”. Tersedia pada
http://filsafat-ilmu.blogspot.com/2008/01/hubungan-teorifakta.
html. (diakses pada 14 Maret 2015).
Yamin, Martinis. 2011. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta; Gaung Persada
Press
PD.SMKN1.BKL
Senin, 22 Agustus 2016
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PRODUKTIF BERBASIS INDUSTRI DI SMK NEGERI 1 KOTA BENGKULU
ABSTRAK
Berdasarkan
pada : (1) tujuan SMK menyiapkan SDM yang berkualitas; dan (2) tuntutan
industri akan kompetensi lulusan SMK yang sesuai dengan kebutuhan industri,
maka teknologi pendidikan dapat mengambil peran dalam penyelenggaraan
pendidikan. Merujuk pada ranah teknologi
pendidikan baik yang dikemukan oleh beberapa ahli bidang teknologi pendidikan
maupun oleh AECT (2004), maka peluang untuk mengembangkan teknologi pendidikan
sangat besar sekali. Teknologi pendidikan dapat mengambil peran yang sejajar
dengan ilmu-ilmu lain. Hal ini didasari pada prinsip bahwa penyelengaraan
pendidikan sangat membutuhkan sentuhan teknologi pendidikan untuk ketepatan
pencapaian tujuan pembelajaran sesuai dengan pengertian teknologi pendidikan yaitu
memfasilitasi untuk belajar.
Sebagai
ilustrasi, penulis menyajikan sebuah model keterkaitan antara SMK, Industri dan
pengembangan teknologi pendidikan sebagai berikut : Para ahli teknologi pendidikan dapat menjadi
fasilitator, kreator maupun model lain yang dibutuhkan oleh sekolah (SMK) dalam
bentuk produk-produk pendidikan yang disesuaikan dengan tuntutan industri
(standar Industri). Sebelum siswa menamatkan pendidikan di SMK, maka akan
menempuh uji kompetensi melalui Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang sesuai
dengan bidang keahliannya sebagai jaminan dan pengakuan atas kompetensi yang
dimilikinya sebelun memasuki dunia kerja.
Kata
Kunci : Pembelajaran Produktif, Kompetensi
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
|
|
Perubahan orientasi tujuan pendidikan, harus
kita arahkan bagaimana supaya lulusan dan produk-produk hasil lembaga
pendidikan dapat memenuhi tuntutan dunia usaha dan Industri. Untuk bisa
mewujudkan tujuan ini dibutuhkan harmonisasi antara standar kompetensi, sistem
pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi, sistem asesmen dan Sertifikasi
kompetensi (BNSP, 2014: 9).
B. Tujuan Penulisan
Tujuan
dari penulisan makalah ini adalah untuk mempelajari penerapan teknologi
pendidikan yang sesuai dengan kecenderungan penerapan di Industri serta
kemungkinan pengembangannya di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
C. Nama dan Karakteristik Organisasi
Pendidikan
Nama
organisasi dan karakeristik yang penulis gunakan pada makalah ini adalah :
1. Nama Organisasi : SMKN I
Kota Bengkulu
2. Bidang Studi Keahlian : Teknologi Informasi
dan Komunikasi
3. Program TP yg sedang berjalan : Pelaksanaan
pembelajaran Produktif Berbasis Industri.
BAB
II
ANALISIS
PROGRAM PEMBELAJARAN PRODUKTIF BERBASIS INDUSTRI
A. Kelebihan Pembelajaran Produktif Berbasis Industri
Bidang studi keahlian Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) SMKN 1 Kota Bengkulu memiliki 2 (dua) kompetensi
keahlian yaitu : (1) Multimedia dan (2) Teknik Komputer Jaringan. Pada
pembelajaran mata pelajaran produktif pada bidang studi ini sudah melaksanakan
pembelajaran produktif dengan pendekatan industri. Nama program yang dijalankan
adalah pembelajaran berbasis Teaching Factory yang sudah mulai dilaksanakan
sejak tahun 2008 dengan bekerjasama dengan PT. Zyrexindo Mandiri Buana
(Jakarta) dan PT. Relion (Jakarta).
Standar kompetensi yang diambil
untuk pembelajaran berbasis industri ini adalah pelajaran merakit komputer.
Keunggulan dari pelaksanaan pembelajaran ini adalah :
1. Memiliki kurikulum implementatif antara SMKN
1 Kota Bengkulu dengan Industri.
2. Prosedur pembelajaran (merakit komputer)
sesuai dengan SOP perakitan dari pabrik.
3. Instruktur berasal dari pabrik dan dari
guru-guru mata pelajaran produktif yang berpengalaman (bersertifikat perakit)
dari pabrik.
4. Menggunakan komponen baru yang masih standar
pabrik.
5. Menggunakan peralatan dan perlengkapan
perakitan sesuai standar pabrik.
6. Menggunakan standar penilaian yang
disesuaikan dengan persyaratan pabrik.
7. Hasil pembelajaran dari dipasarkan / dijual.
B. Kelemahan Pembelajaran Produktif Berbasis Industri
Program pembelajaran berbasis
industri yang dilaksanakan pada bidang studi Informasi dan Komunikasi (TIK)
SMKN 1 Kota Bengkulu selain memiliki kelebihan juga memiliki kelemahan seperti
:
1. Membutuhkan ruang pembelajaran khusus yang
tidak bisa digunakan untuk belajar mata pelajaran lain.
2. Membutuhkan sarana dan prasarana yang cukup
besar.
3. Keterbatasan SDM untuk proses perakitan yang
berasal dari pabrik.
4. Komponen untuk perakitan hanya disediakan
oleh pabrik, sehingga proses pembelajaran praktik harus menunggu datangnya
komponen dari pabrik.
5. Membutuhkan biaya pembelajaran yang cukup
besar, biaya pembelian komponen komputer.
BAB
III
RANCANGAN
UMUM PENELITIAN TERHADAP PROGRAM PEMBELAJARAN PRODUKTIF BERBASIS INDUSTRI
Rancangan
umum penelitian yang dapat dilaksanakan untuk program ini adalah melaksanakan
penelitian Blended Learning pembelajaran
produktif. Menurut Semler dalam Husamah (2014: 11) bahwa blended learning mengkombinasikan aspek terbaik dari pembelajaran
online, aktivitas tatap muka dan praktik di dunia nyata.
Pemilihan
media belajar secara online ini memungkin untuk diterapkan di SMKN 1 Kota
Bengkulu yang sudah memiliki berbagai fasilitas untuk mendukung program
pembelajaran online. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Peggy A. Ertmer
dan Adrie A. Kohler (2014: 617) dengan judul penelitian “Online case-based discussion: examining coverage of the
Afforded problem space” ternyata didapat 86 % perserta yang bisa mengikuti
aktivitas yang diinginkan instruktur.
Alasan
peneliti menggunakan penelitian jenis ini, karena merujuk pada struktur
kurikulum yang digunakan di SMKN 1 Kota Bengkulu terdapat sekitar 52 jam
pelajaran yang digunakan untuk mempelajari materi teori dan praktik perakitan
komputer. Jika dari prosentase tertentu dari 52 JP (misalnya 10 JP) sebagian
materi teori dapat diajarkan melalui e-learning
berbasis web, maka dapat menghemat waktu, sehingga waktu tersebut dapat
dipergunakan untuk program pembelajaran lain, sehingga siswa tidak harus pulang
jam 15.30 WIB serta untuk mengerjakan pekerjaan kokurikuler lainnya.
Model
penelitian yang dapat dilakukan dapat menggunakan tahapan penelitian reseacrh
and development ( R & D) yaitu :
1. Analisis potensi dan masalah
Pada tahapan analisis potensi dan masalah
ini, dilakukan analisis potensi masalah yang dapat diambil dari kesesuaian
silabus, SK dan KD dengan kebutuhan industri.
2. Pengumpulan data
Pengumpulan dapat dilakukan di bagian
kurikulum dan wakil kepala sekolah bidang hubungan masyarakat
3. Desain produk
Tahapan Desain produk dapat dipergunakan
tenaga ahli dalam disain produk
4. Validasi desain
Untuk melakukan validasi dipergunakan
tenaga ahli di bidangnya, tenaga ahli yang terlibat terdiri dari ahli bidang
desain, ahli bidang materi dan ahli dalam hal tata bahasa.
5. Uji coba pemakaian
Uji coba ini dilakukan dengan siswa
sebanyak 3 orang,
6. Revisi produk
Revisi produk dilakukan berdasarkan data
selama uji coba produk
7. Ujicoba produk
Bahan pembelajaran yang sudah dibuat
diujicobakan kembali kepada 8 – 12 orang siswa
8. Revisi desain
Melakukan revisi atas bahan pelajaran
yang belum sesuai berdasarkan data dari revisi 8 – 12 orang
9. Revisi produk
Memperbaiki produk berdasarkan catatan
selama ujicoba produk
10. Produksi Masal
Sebagai langkah akhir adalah memproduksi
produk secara masal untuk uji coba final pemakaian produk.
BAB
IV
PREDIKSI
PERKEMBANGAN PERUBAHAN PEMBELAJARAN PRODUKTIF
PADA
MASA YANG AKAN DATAN
A. Alasan
Terjadinya Perubahan
Tren
pendidikan abad 21 saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan mempelopori
lembaga pendidikannya sendiri. Tercatat lebih dari 25 perusahaan di Amerika
melaksanakan pendidikan yang memberikan gelar. Perusahaan Wang, dll. Meskipun
nampaknya perusahaan-perusahaan cenderung untuk bertindak sebagai saingan di
bidang pendidikan,
namun hubungan diantara perguruan tinggi dengan perusahaan menjadi semakin
kuat.
|
|
Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa pada pembelajaran di abad 21 telah terjadi perubahan paradigma belajar
abad 21 seperti berikut :
Ciri
Abad 21
|
Model
Pembelajaran
|
1.
Informasi
(tersedia dimana saja dan kapan saja)
|
Pembelajaran diarahkan untuk
mendorong peserta didik mencari tahu berbagai sumber observasi bukan diberi
tahu
|
2.
Komputasi (lebih cepat memakai mesin)
|
Pembelajaran diarahkan untuk mampu
merumuskan masalah (menanya), bukan hanya menyelesaikan masalah (menjawab)
|
3. Otomasi (menjangkau segala
pekerjaan rutin)
|
Pembelajaran diarahkan untuk
melatih berfikir analitis (pengambilan keputusan bukan berfikir mekanistis
(rutin)
|
4. Komunikasi (dari mana saja, ke
mana saja)
|
Pembelajaran menekankan pentingnya
bekerjasama dan kolaborasi dalam menyelesaikan masalah
|
Sumber
: Henuk, 2013. Kurikulum 2013, Timor Express, 8 Februari 2013: 4)
B. Hubungan
Perubahan dengan kualitas proses pembelajaran
1. Perubahan Paradigma Pembelajaran
Keterampilan abad 21 adalah (1) life and career skills, (2) learning and innovation skills, dan
(3) Information media and technology
skills. Ketiga keterampilan tersebut dirangkum dalam sebuah skema yang
disebut dengan pelangi keterampilan pengetahuan abad 21/21 century knowledge-skills rainbow (Trilling dan Fadel, 2009).
Skema tersebut diadaptasi oleh organisasi nirlaba yang mengembangkan kerangka
kerja (framework) pendidikan
abad 21 ke seluruh dunia melalui situs www.p21.org yang basis di negara bagian
Tuscon, Amerika. Adapun konsep keterampilan abad 21 dan core subject 3R,
dideskripsikan berikut ini. Sebagai penjelasan Gambar 2 menunjukkan skema
pelangi keterampilan-pengetahuan abad 21 dan Gambar 2 menunjukkan skema pelangi
keterampilan-pengetahuan abad 21 yang dikembangkan oleh www.p21.org.
Pada skema yang dikembangkan oleh p21
diperjelas dengan tambahan core
subject 3R. dalam konteks pendidikan, 3R adalah singkatan dari reading, writing dan (a)rithmatic, diambil lafal “R” yang
kuat dari setiap kata. Dari subjek reading
dan writing, muncul gagasan
pendidikan modern yaitu literasi yang digunakan sebagai pembelajaran untuk memahami
gagasan melalui media kata-kata. Dari subjek aritmatik muncul pendidikan modern
yang berkaitan dengan angka yang artinya bisa memahami angka melalui
matematika. Dalam pendidikan, tidak ada istilah tunggal yang relevan dengan
literasi (literacy) dan angka (numeracy) yang dapat mengekspresikan
kemampuan membuat sesuatu (wrighting).
3R yang diadaptasi dari abad 18 dan 19 tersebut, ekivalen dengan keterampilan
fungsional literasi, numerasi dan ICT yang ditemukan pada sistem pendidikan
modern saat ini.
Dunia industri sebagai pengguna dari
lulusan pendidikan kejuruan atau pendidikan profesional lainnya senantiasa
melihat dan menaruh perhatian yang amat besar pada kompetensi sumber daya
manusia itu. Ke depan, kompetensi tenaga kerja dan kompetensi soft skill
menjadi perhatian utama. Memang dengan memfokuskan man power pada sisi
kompetensi tersebut dapat memberikan perbedaan yang signifikan dalam hal
produktivitas tenaga kerja, komitmen, dan kepuasan serta efektivitas
organisasional secara menyeluruh (Tripathy, 2010).
Landasan Keterampilan Untuk Era
Global
Sumber : Pramudi
Utomo, 2011.7)
2. Pengembangan Pembelajaran
Produktif Berbasis Industri di SMK
Isu hangat menjelang pelaksanaan MEA
2015 adalah tuntutan kualitas sumber daya manusia (skill). Berbagai upaya
dilakukan untuk meningkatn skill tenaga. MEA 2015 memiliki karakteristik : (1)
pasar dan basis produksi tunggal; (2) wilayah ekonomi yang sangat kompetitif;
(3) wilayah pembangunan ekonomi yang sangat kompetitif dan (4) kawasan yang
berintegrasi ke dalam ekonomi global (BNSP, 2014: 1). Kunci menghadapi ASEAN
ini adalah peningkataan kompetensi SDM
Indonesia agar dapat memanfaatkan keunggulan komparatif menjadi keuanggulan
kompetitif dengan upaya peningkatan daya saing SDM nasional (BNSP, 2014: 4).
Beberapa alternatif strategi untuk
menyiapkan Indonesia menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN yakni : (1)
identifikasi; (2) review dan harmonisasi seluruh kelembagaan pengembangan SDM
mulai dari otoritas hingga pelaksanaan pendidikan, pelatihan kerja, sertifikasi
kompetensi serta industri, pemetaan gap assesment dan pengembangan standar
kompetensi dan kualifikasinya; dan (3) penerapan standar kompetensi dalam
industri, pendidikan, pelatihan kerja dan sertifikasi (BNSP, 2014: 9).
|
|
C. Faktor
Pendukung dan Penghambat Terjadinya Perubahan
1. Faktor Pendukung Perubahan
Dalam
konsep “the changing classroom, key
concepts of the 21 century learning, understanding and facilitating 21 century
learning and assessment. Terdapat kata
kunci untuk menghadapi pembelajaran abad ke-21 adalah :
(a) mau melakukan perubahan
dalam menyelenggarakan pembelajaran. “Selama ini, masih ada sekolah yang belum
siap melaksanakan perubahan pelaksanaan pembelajaran dengan alasan kurangnya
fasilitas pendukung di bidang teknologi. Padahal sebagaimana kita ketahu
bersama bahwa fasilitas dalam bidang
teknologi bukan satu-satunya faktor pendukung berhasil tindaknya pelaksanaan proses
pembelajaran;
(b) abad ke-21 sangat membutuhkan
kolaborasi semua mata pelajaran dalam menciptakan pembelajaran yang integratif.
Dengan pembelajaran yang terintegrasi antara mata pelajaran yang satu dan yang
lain, akan terwujud pembelajaran yang efektif dan efisien.
(c) Secara
ekonomi dan sosial kemasyarakatan,
banyak orang dimasyarakat luas akan
tetap berkomitmen untuk memberikan kesempatan pendidikan kepada semua anak.
(d) Keseimbangan populasi rasial dan etnik siswa
dan guru di sekolah-sekolah, sehingga guru diperkirakan akan mengalami penataan
sosial dan organisasional yang komplek sehingga kemungkinan guru sendiri akan
lebih sering dipindahkan dari satu sekolah ke sekolah lain. Dengan kondisi ini
maka dibutuhkan perubahan pola pembelajaran oleh guru ybs.
(e) Para orang tua
tidak akan lagi menoleransi sekolah-sekolah dengan materi yang tidak akurat dan guru yang tidak
terlatih. Kondisi ini menyebabkan perlunya kurikulum dan pendekatan pengajaran
yang memastikan bahwa kesuksesan akademik dan sosial yang sama akan dicapai
oleh anak-anak mereka.
(f) Berdasarkan
pada : (1) tujuan SMK menyiapkan SDM yang berkualitas; dan (2) tuntutan
industri akan kompetensi lulusan SMK yang sesuai dengan kebutuhan industri,
maka teknologi pendidikan dapat mengambil peran dalam penyelenggaraan
pendidikan. Merujuk pada ranah teknologi
pendidikan baik yang dikemukan oleh beberapa ahli bidang teknologi pendidikan
maupun oleh AECT (2004), maka peluang untuk mengembangkan teknologi pendidikan
sangat besar sekali. Teknologi pendidikan dapat mengambil peran yang sejajar
dengan ilmu-ilmu lain. Hal ini didasari pada prinsip bahwa penyelengaraan
pendidikan sangat membutuhkan sentuhan teknologi pendidikan untuk ketepatan
pencapaian tujuan pembelajaran sesuai dengan pengertian teknologi pendidikan
yaitu memfasilitasi untuk belajar. Para ahli teknologi pendidikan memikili
kesempatan yang sangat luas sekali untuk mengambangkan kemampuanya dalam merancang
berbagai produk-produk pembelajaran dengan berkolaborasi dengan ahli lain
misalnya bidang komputer, animasi dan sebagainya. Kawasan bidang garapan teknologi pendidikan
meliputi pemanfaatan, desain,
pengelolaan, penilaian dan pengembangan (https://istpi.wordpress.com/, diakses tanggal 6 Juni 2015).
(g) Tidak dapat disangkal lagi,
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi merupakan salah satu penyebab dan
pemicu perubahan dalam dunia pendidikan. Dengan ditemukan dan dikembangkannya
internet, sebuah jejaring raksasa yang menghubungkan milyaran pusat-pusat
data/informasi di seluruh dunia dan individu/komunitas global, telah merubah
proses pencarian dan pengembangan ilmu dalam berbagai lembaga pendidikan.
Melalui search engine seorang ilmuwan dapat dengan mudah mencari bahan
referensi yang diinginkannya secara “real time” dengan biaya yang
teramat sangat murah; sementara dengan memanfaatkan “electronic mail”
para ilmuwan berbagai negara dapat berkolaborasi secara efektif tanpa harus
meninggalkan laboratoriumnya; atau dengan mengakses situs repositori video
seorang mahasiswa dapat melihat rekaman kuliah dosen dari berbagai universitas
terkemuka di dunia. Semua itu dimungkinkan karena bahan ajar dan proses
interaksi telah berhasil “didigitalisasikan” oleh kemajuan teknologi. Salah
satu butir kesepakatan Konferensi WSIS (World Summit of Information Society)
tahun 2004 di Jenewa, telah disepakati bahwa paling lambat tahun 2015, seluruh
sekolah-sekolah hingga kampus-kampus di seluruh dunia telah terhubung ke internet.
Hal ini dimaksudkan agar terjadi proses tukar menukar pengetahuan dan
kolaborasi antar siswasiswa dan guru-guru di seluruh dunia untuk meningkatkan
kualitas kehidupan manusia ( BNSP, 2010:
46).
2. Faktor Penghambat Perubahan
Faktor penghambat perubahan
pembelajaran disebabkan :
(a) Kurang
pahamnya pelaku akan pentingnya perubahan yang disebabkan adanya sikap /
kebiasaan, sosial dan budaya, serta rasa kenyamanan dengan apa yang dilakukan
selama ini.
(b) Adanya
dampak penambahan biaya akibat pelaksanaan suatu perubahan.
(c) Adanya
upaya untuk mempertahankan status Quo oleh pihak-pihak tertentu atas jabatan
dan sebagainya.
3. Upaya Mengatasi Permasalahan Perubahan
Upaya yang dapat dilakukan untuk
mengatasi permasalahan yang menghambat perubahan adalah :
(a) Penyelesaian
permasalahan melalui upaya persuasif, artinya memberikan pemahaman kepada
pihak-pihak yang sulit menerima perubahan.
(b) Memberikan
kesempatan yang bersangkutan untuk meningkatkan pendidikan dan mendapatkan
pelatihan pada bidang-bidang tertentu yang dapat mengarah pada penerimaan
perubahan.
(c) Membuat
kebijakan untuk melaksanakan perubahan yang sifatnya berlaku masal, sehingga
pihak-pihak keberatan melaksanakan perubahan, mau tidak mau harus mengikuti
perubahan
BAB V
SIMPULAN
A. Simpulan
Mengingat pentingnya pembelajaran produktif di SMK
dalam upaya meningkatkan kualitas (skill) SDM maka perlu kiranya perhatian yang
seksama untuk menyelenggarakan pembelajaran di SMK. Guna mencapai tujuan
tersebut penulis mencoba menyajikan sebuah model keterkaitan antara SMK,
Industri dan pengembangan teknologi pendidikan seperti gambar 4. Para
ahli teknologi pendidikan dapat menjadi fasilitator, kreator maupun model lain
yang dibutuhkan oleh sekolah (SMK) dalam bentuk produk-produk pendidikan yang
disesuaikan dengan tuntutan industri (standar Industri). Sebelum siswa
menamatkan pendidikan di SMK, maka akan menempuh uji kompetensi melalui Lembaga
Sertifikasi Profesi (LSP) yang sesuai dengan bidang keahliannya sebagai jaminan
dan pengakuan atas kompetensi yang dimilikinya sebelun memasuki dunia kerja.
Gambar
4. Ilustrasi keterkaitan SMK, TP, Industri dan LSP
B. Rekomendasi
Pentingnya makna kompetensi bagi
lulusan SMK, maka kiranya perlu dipersipkan dengan sebaik-baiknya
penyelenggaraan pendididikan di SMK. Salah Satu program utama di SMK adalah
pembelajaran produktif. Agar tujuan pembelajaran dapat memenuhi harapan dan
tuntutan akan kualitas dari Industri sebagai pemakai lulusan SMK maka sudah
saatnya pengelolaan pembelajaran produktif menggunakan standar Industri dan
pemberitan pengakuan atas kompetensi menggunakan standar yang dikeluarkan oleh
Badan Sertifikasi dan profesi (BNSP).
DAFTAR BACAAN
BNSP. 2014. Sertifikasi
Profesi, Kompetensi dan Kualifikasi. Majalah BNSP edisi Pertama 2014.
BNSP. 2010. Paradigma
Pendidikan Nasional Abad XXI. Majalah BNSP Versi
1.0 - Tahun 2010
Journal. Educational
Technology Reseacrh & Development, Volume 62. Number 5, Oktober 2014.
ISSN 1042-1629, Springer
http://www.kurikulum2013.kemdikbud.o.id, diakses 6 Juni 2015.
http://www.teknologipendidikan.net/2011/08/13/teknologi-pendidikan-definisi-ict-2004/, diakses tgl 6 Juni 2015).
Murti, Kuntari Eri Murti. 2013. Pendidikan abad 21 dan Implementasinya
pada Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Untuk Paket Keahlian
Desain Interior, Makalah
Miarso,
Yusufhadi., 2009. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada.
Wibawa, Basuki. 2015. Mengelola
Pengetahuan dan Modal Intelektual Lembaga Pendidikan di Era MEA, Makalah,
Semnas, Dies Natalis UNJ, Jakarta, 26 Mei 2015
Pramudi Utomo. 2011. Peranan SDM Unggul
Berkarakter dan Tuntutan Dunia Industri, http://staff.uny.ac.id, diakses 6 Juni 2015
|
Tripathy, Madan Mohan,
2010, When going gets Tough, the Soft
gets going. Diakses dari www.selfgrowth.com/articles/ Tripathy1.html, tanggal 14
Januari 2011
Langganan:
Postingan (Atom)