PENGADAAN SUMBER DAYA YANG BERKUALITAS
Oleh : PAIDI
(Mahasiswa S3 TP UNJ Kelas B)
Salah
satu tantangan nyata yang dihadapi oleh
umat manusia di masa depan adalah bagaimana menciptakan organisasi yang semakin beraneka ragam secara
efektif, efisien, produktif serta sumber daya manusia yang berkualitas
(Siagian, 2012: 25-26). Kondisi tersebut
memberikan isyarat bahwa dimasa mendatang dibutuhkan sumber daya manusia (SDM)
yang memiliki kualitas. Salah satu tolok ukur kualitas SDM adalah SDM yang
memiliki kompetensi. Menurut Basuki Wibawa (2005: 268) kompetensi merupakan
“bagian kepribadian yang mendalam dan melekat kepada seseorang serta perilaku
yang dapat diprediksi pada berbagai keadaan dan tugas pekerjaan”. SDM juga dapat diartikan sebagai potensi manusia yg dapat dikembangkan
untuk proses produksi (kbbi.web.id). SDM yang dimaksudkan disini adalah semua
tenaga kerja yang mengelola unit usaha/organisasi/lembaga/instusi maupun
perusahaan. Dengan SDM ini yang berkualitas inilah,
apapun bentuk usaha, bentuk kantor/instansi/lembaga/ perusahaan akan dapat
menjalankan usaha dan lembaganya secara efektif, efisien dan produktif. Guna
mewujudkan kondisi ideal tersebut masih dibutuhkan perhatian dan pengelolaan
SDM yang baik, mengapa? Karena belakangan ini, dunia industri tidak
hanya butuh banyak tenaga kerja di tingkat operator, tetapi ternyata juga di
tingkat menengah, seperti supervisor dan manajer (www.kemenperin.go.id)
Ivancevich
& Konopaske (2013: 46) menyatakan “Global
competition has become so intense that
HRM professionals are now being asked by
their firms to optimize the skill,
talents, and creativity of very employee”. Pada kondisi persaingan global
telah menjadi begitu kuat, profesional HRM sekarang sedang diminta oleh perusahaan
mereka untuk mengoptimalkan keterampilan, bakat, dan kreativitas karyawan.
Untuk mamaksimumkan target sebuah usaha oleh sebuah organisasi membutuhkan SDM
yang memiliki keterampilan untuk mengelola organisasi tersebut sehingga dapat
meningkatkan produksi suatu industri yang pada gilirannya akan dapat
meningkatkan laba bagi perusahaan yang bersangkutan. Mengingat begitu
pentingnya peranan SDM dalam sebuah organisasi maka pengelolaannya perlu
mendapatkan perhatian yang seksama diantaranya pengadaan SDM. Noe at all (2012:254) menyatakan bahwa ada 5
dimensi personal yang diperlukan untuk membentuk SDM yang baik yaitu “...reseach
suggests that there are five major dimensions of personality, known as the big
five (1) extroversion (2) adjusment, (3)
agreeableness, (4) conscientiousness, (5) opennes to experiences”. Penelitian
menunjukkan bahwa ada lima dimensi utama kepribadian, yang dikenal sebagai lima
besar (1) ekstroversi (2) penyesuaian, (3) keramahan, (4) hati nurani, (5)
keterbukaan terhadap pengalaman.
Pentingnya Analisa Jabatan
Analisa jabatan merupakan proses
pengumpulan informasi mengenai suatu jabatan yang dilakukan oleh seseorang
pekerja. Dengan mengetahui jumlah dan
kualitas jabatan dalam sebuah organisasi selanjutnya akan membantu top
manajemen dalam merencanakan kebutuhan pemenuhan SDM (Gomes, 2003: 91).
Kegiatan analisa jabatan juga merupakan suatu tahapan penting dalam proses
pengadaan SDM. Analisa jabatan mendukung aktivitas perekrutan SDM yang
mempunyai kecenderungan untuk : (1) mengurangi pengeluaran dan meningkatan
produktivitas; (2) mempertahankan pegawai yang memiliki kompetensi terbaik; (3)
memberikan jaminan permasalahan masyarakat terkait ketenagakerjaan dengan memberikan
jaminan hukum dan (4) meningkatkan kerjasama personil pada pengelola SDM,
manager lini dan pegawai (Jackson, Schuler & Werner (2010:244-250).
Pentingnya perencanaan SDM
Guna
menghasilkan SDM yang memiliki keterampilan dibutuhkan perencanaan yang baik
pada proses perekrutan maupun proses peningkatan kompetensi bagi SDM yang sudah
bekerja. Perencanaan SDM membutuhkan pengetahuan langkah-langkah tetentu bagi
pimpinan untuk menempatkan SDM pada posisi yang tepat agar tujuan yang telah
ditetapkan dapat tercapai dengan tepat (Siagian, 2012: 41). Lebih lanjut
terkait dengan perencanaan ini Basuki Wibawa (2005: 80) menyatakan bahwa
“....perencanaan berfungsi untuk : (1) pedoman pelaksanaan dan pengendalian; (2)
menghindari pemborosan sumber daya; (3) alat bagi pengembangan quality
of assurance dan 4) upaya untuk memenuhi akuntabilitas kelembagaan. Warner
& Davis (1989) dalam Notoatmodjo (2009: 96) menyebutkan “human resources planning (HRP) : systematically
forcast and organization’s future demand for, and supplay of employees”. Perencanaan
SDM adalah suatu perkiraan yang sistematik tentang kebutuhan dan pengadaan atau
pasokan tenaga kerja /pegawai. Keuntungan perencanaan SDM adalah (1) mengefektifkan penggunaan sumber daya
manusia; (2) menyesuaikan kegiatan tenaga kerja dengan tujuan organisasi; (3)
membantu program penarikan tenaga dari bursa atau pasar tenaga kerja secara
baik; (4) pengadaan tenaga kerja baru secara ekonomis; (5) dapat
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan manajemen SDM dan (6) mengembangkan sistem
manajemen SDM (Notoatmodjo. 2009: 97)
Berdasarkan pada pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan
bahwa perencanaan merupakan suatu tahapan awal yang dapat memperlancar proses
pengadaan SDM. Dengan adanya perencanaan maka pemenuhan kebutuhan SDM dapat
dipenuhi dalam rangka meningkatakan produktivitas suatu organisasi atau
perusahaan. Hal ini sejalan dengan pemikiran Stanton & Kare (1991) dalam
Suwatno dan Priansa (2011: 53) bahwa pengelolaan sistem perencanaan SDM adalah
untuk memastikan bahwa seluruh kegiatan dan aktivitas perencanaan SDM berjalan
dengan tepat dan sesuai dengan harapan. Berikut bagan yang dapat menunjukkan
faktor-faktor yang akan mempengaruhi pengadaan pegawai
Sumber :
Perekrutan dan Pemertahanan dalam Sistem Manajemen SDM terintegrasi
(Jackson, Schuler & Werner, 2010:252)
Pengadaan (Supplay) SDM
Setelah
melalui tahapan perencanaan SDM, langkah selanjutnya adalah mengisi lowongan
pekerjaan yang dapat dipenuhi dari 2 sumber yaitu : (1) berasal dari karyawan
yang ada di dalam organisasi alih tugaskan atau dipromosikan dan (2) dari luar
oganisasi yaitu orang-orang yang berasal dari luar organisasi (Notoatmodjo,
2009:102). Lebih lanjut Notoatmodjo (2009: 102 – 103) menjelaskan bahwa supplay
SDM secara internal dapat dilakukan
dengan cara : (1) inventarisasi SDM, yaitu menghitung jumlah SDM, membuat
daftar keterampilan karyawan dan jenis-jenis kemampuan yang belum dimiliki
karyawan; (2) bagan penempatan (replacement
chart), penyajian secara visual tentang penggantian karyawan dan pengisian
lowongan pekerjaan. Cara ini jg untuk mengetahui karyawan mana yang siap untuk
dipromosikan, (3) analisis Markov, secara umum ada 5 penggantian karyawan yaitu
pindah, naik pangkat, turun pangkat, keluar dan perubahan kemampuan akibat
pendidikan dan pelatihan. Model Markov ini membutuhkan data beberapa waktu
lalu, kemudian dirata-ratakan guna mengetahui propabilitas yang dapat
meramalkan supplay SDM. Perkiraan supplay eksternal didasarkan pada informasi
seperti iklan-iklan di media masa, publikasi, bursa tenaga kerja, lembaga
pendidikan dan pelatihan dsb.
Suatu
kenyataan bahwa sebuah organisasi maupun perusahaan sangat terbuka terjadinya
lowongan pekerjaan yang disebabkan oleh berbagai sebab. Lowongan tersebut harus
segera diisi agar tidak menganggu jalannya organisasi atau perusahaan. Salah
satu cara untuk mengisi lowongan pekerjaan tersebut adalah melalui rekrutmen
(Siagian, 2012: 101-103). Berdasarkan pada perencanaan SDM oleh para manager
tentang analisis pekerjaan, maka para pencari kerja akan memiliki gambaran yang
harus dipenuhi oleh calon tenaga kerja baru.
Sebelum
proses rekrutmen dilakukan, beberapa hal
yang perlu diperhatikan adalah : Pertama,
faktor organisasi. Kebijakan-kebijakan yang berpengaruh terhadap rekrutmen
adalah : (1) kebijakan promosi dari dalam. Misalnya setiap lowongan pekerjaan
yang kosong harus diisi oleh karyawan yang sudah ada; (2) Kebijakan tentang
imbalan. Selain gaji utama, karyawan juga diberikan imbalan atas waktu, tenaga,
keahlian/keterampilan serta jasa-jasa lain kepada perusahaan. Kebijakan ini
juga terkait dengan : (a) kepentingan
para anggota organisasi yang tercermin
pada nota kesepakatan antara serikat pekerja dengan manajemen; (b) kemampuan
organisasi memberi imbalan pada tingkat tertentu; (c) keharusan mentaati
peraturan perundang-undangan; (d) pertimbangan lokasi; (3) kebijakan tentang
status kepegawaian, yaitu apakah pegawai akan bekerja penuh atau paruh waktu;
(4) Rencana Sumber Daya Manusia. Rencana SDM ini memberi petunjuk tentang lowongan yang tersedia diisi melalui
rekrutmen tenaga kerja. Kedua,
Kebiasaan pencari tenaga kerja. Pada Unit yang mengelola SDM biasanya terdapat
kelompok pegawai yang tugasnya adalah melakukan rekrutmen. Mereka ini adalah
spesialis yang menangani segi proses rekrutmen. Ketiga, kondisi eksternal (lingkungan) seperti : (1) tingkat
pengangguran; (2) kedudukan organisasi pencari tenaga kerja; (3) Langka
tidaknya keahlian keterampilan tertentu; (4) proyeksi angkatan kerja pada
umumnya; (5) Peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan; (6) praktek
rekrutmen oleh organisasi-organisasi lain dan (7) tuntutan yang nantinya akan dikerjakan oleh para pekerja (Siagian,
2012: 104-111).
Sumber rekrutmen: (1) Pelamar langsung, applications at the gate artinya para
pekerja sendiri yang datang langsung ke organisasi untuk melamar pekerjaan; (2)
Lamaran tertulis yang dikirim oleh pelamar malalui jasa POS atau titipan kilat;
(3) Lamaran berdasarkan informasi orang dalam, informasi yang diinginkan
meliputi (a) sifat pekerjaan yang harus dilakukan; (b) persyaratan pendidikan
dan pelatihan; (c) pengalaman kerja; (d) imbalan yang diberikan; (e) status
dalam hierarki organisasi; (4) Iklan diberbagai media seperti: (a) media cetak;
(b) majalah; (c) selebaran; (d) Radio, Televisi dll; (4) Instansi Pemerintah
yang mengurus jasa ketenagakerjaan seperti departemen/dinas tenaga kerja; (5)
Perusahaan penempatan Tenaga Kerja, keuntungannya: (a) perusahaan seperti ini
bermotifkan mencari laba sehingga karyawan akan memberikan pelayanan yang
terbaik, dan (b) perusahaan akan mencari pelamar yang memenuhi persyaratan; (6)
Perusahaan pencari tenaga kerja profesional, perusahaan ini mengkhususkan
mencari tenaga kerja yang profesional misalnya tenaga kerja eksekutif atau
tenaga profesional yang memiliki keahlian khusus; (7) Lembaga pendidikan,
khususnya lembaga-lembaga pendidikan kejuruan; (8) Organisasi profesi, seperti ahli hukum, ahli teknik, ahli ekonomi
dll yang memberikan informasi kepada anggotanya; (9) Serikat pekerja, biasanya
mereka memiliki daftar pencari pekerjaan; (10) Balai latihan kerja milik
pemerintah, yang memang salah satu programnya adalah menyiapkan calon-calon
tenaga kerja.
Formulir yang dibutuhkan untuk lamaran
pekerjaan adalah : (1) data pribadi; (2) Status pelamar; (3) Keahlian dan
keterampilan; (4) Riwayat pengalaman; (5) Latar belakang kemiliteran; (6)
Piagam penghargaan; (7) Kegemaran/hobi dan (8) referensi (Siagian, 2012: 126).
Tahapan selanjutnya pada kegiatan pengadaan
adalah : (1) melaksanakan tes yang dibagi menjadi : (a) tes wawancara yang
terkait dengan pengetahuan pelamar dan upah yang diinginkan; (b) tes tulisan
ditujukan untuk mengetahui pengetahuan formal
dan bidang yang diminatinya; (c) tes kompetensi untuk mengetahu
kompetensi/keahlian untuk melakukan suatu pekerjaan pelamar, keterampilan ini
dibuktikan dengan pengakuan sertifikat kompetensi keahlian dari Badan Nasional
Sertifikasi Profesi (BNSP); (2) Psychological
test sangat dibutuhkan untuk jabatan dan spesialis tertentu, karena itu tes
ini sangat dibutuhkan karena tes ini dapat menilai kepribadian dan kesesuaian
terhadap bidang kerjanya; (3) Penilaian
akhir dan (4) masa percobaan. Kegiatan ini diperlukan untuk memberikan
keyakinan bagi manajemen atas kesesuaian tuntutan pekerjaan yang dibutuhan dari
seorang pekerja.
Keseluruhan tahapan pangadaan SDM, menurut Edison,
Emron (2010: 64) disajikan dalam bagan berikut :
Kesimpulan :
Sumber
daya manusia (SDM) pada suatu organisasi/perusahaan sangat berpengaruh dalam
peningkatan produktivitas. Dipekerjakaannya SDM yang memiliki kompetensi
berarti akan dapat menghemat pengeluaran, dalam arti hasil kerja dari SDM
berbanding lurus atau seimbang dengan biaya yang dikeluarkan.
Mengingat
begitu pentingnya keberadaan SDM ini, maka perlu pengelolaan yang baik mulai
dari pembuatan perencanaan melalui analisis pekerjaan /jabatan dalam sebuah
organisasi / perusahaan dalam rangka pembuatan pedoman pelaksanaan pengadaan /
rekrutmen SDM sehingga SDM yang terpilih dapat menempati posisi pekerjaan yang
dibutuhkan organisasi / perusahaan yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan
kemajuan bagi organisasi / perusahaan.
Daftar Pustaka
Edison, Emron. 2010. Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Bandung: Alfabeta
Gomes, Faustino Cardosa. 2003. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Yogyakarta: Penerbit Anda
Ivancevich, John M.,
& Robert Konopaske. 2013. Human
Resource Management, Twelfth Edition.
Singapore; McGraw-Hill Companies, Inc
Jackson, Schuler & Werner. 2010. Pengelolaan Sumber
Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat
Notoatmodjoyo, Soekidjo. 2009. Pengembangan Sumber Daya
Manusia. Jakarta; Rineka Cipta
Noe, Raymond A., John R. Hollenbeck Barry Gerhart,and
Patrck M. Wright. 2012. Human Resource
Management: Gainning a Competitive Advantage. Britain; The McGraw-Hill
Companies, Inc
Siagian, Sondang P., 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta: Bumi Aksara
Suwatno dan Donni Juni Priamsa. 2011. Manajemen Sumber
Daya Manusia Dalam Organisasi Publik dan Bisnis. Bandung: Alfabeta
Wibawa, Basuki. 2012. Pendidikan Teknologi dan Kejuruan,
Manajemen dan Implementasinya di Era Otonomi. Surabaya: Kertajaya Duta Media
www.kbbi.web.id
www.kemenperin.go.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar